
Semua Indah Pada Waktunya
Memang manusia boleh meminta dan berdoa tapi semua pasti ada pembelajaran untuk sebuah kesalahan. Kehidupan seorang penjual tahu yang setiap hari menjual ke pasar yang menelusi sawah panjang dan berkelok dan terjalnya bebatuan dari rumahnya. Setiap pagi dia selalu berdoa kepada Tuhan agar dagangannya habis dijual.
Namun suatu hari, ketika sudah dekat pasar tiba-tiba dia tersandung batu dan jatuh ke selokan. Gubrakkk… brak… hancurlah tahunya, ia bersedih… habis semua modalnya. Dengan penyesalan dan bersedih, kenapa saya ceroboh berjalannya. Bahkan ia mengeluh kepada Tuhan, menyalahkan Tuhan, mengapa dia harus diberi cobaan ini. Padahal dia selalu berdoa setiap pagi dan malamnya.
Tetapi menjelang sore hari, sambil berlari kecil seorang pengusaha bebek yang terlambat datang ke pasar, di sekelilingnya sudah banyak pedagang lain berkemas untuk pulang. Ya… sudah habis semua, katanya sedih. Padahal makanan untuk bebeknya harus ada. Gimana ya? Cari di mana lagi, pikirnya bingung.
Saat di belokan pasar, ketemulah dia dengan penjual tua itu yang sembari berkemas mau pulang ke rumahnya juga. Pak, tahunya masih ada? tanyanya. Penjual tahu ini pun semakin sedih… eehh… gimana ya… eeeh ada sih tapi sudah hancur, jawab penjual itu. Ngak apa-apa Pak, saya beli semua… Setelah dibayar bahkan diberi tips karena senangnya pengusaha bebek ini.
Akhirnya, semua bebekku dapat makan hari ini, katanya kegirangan sambil pulang. Setiap keadaan dan situasi selalu ada hikmahnya… Jangan bersedih, tapi belajarlah bersyukur.