
GARAM KEHIDUPAN
Masalah bisa datang tanpa diminta terlebih dahulu.Bagaimana sikap dan respon Anda dalam mengatasi masalah itu yang utama.
Coba renungkan kisah ini untuk mencerahan hari ini buat aktifitas sepanjang hari ini.Diujung gunung ini hiduplah seorang tua yang bijaksana dalam kehidupan.Pada suatu sore datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah.
Langkah kakinya lemah untuk melangkah dan wajah dimukanya penuh beban. Anak muda ini sebut saja namanya Hadi ini memang tampak seperti orang yang tak bahagia.Saat ketemu Pak Tua ini ,tanpa membuang waktu, Hadi langsung menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan tenang dan seksama sambil memakan ketela yang ada didepannya.
Ia lalu mengambil segenggam garam dan meminta Hadi untuk mengambil segelas air yang ada dimeja depan ,dekat jendela .Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan lahan.
Sekarang coba, minum ini dan katakan bagaimana rasanya …, ujar Pak tua itu.Wooow …Pahit… Pahit sekali, jawab Hadi, sambil meludah ke samping kiri dengan refleknya.
Pak Tua itu,tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat gubuknya tadi.Kedua orang itu berjalan sekitar 10 menit dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu disekelilingi dengan berbagai pohon yang rindang.Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu.Dengan bantuan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu.
Sekarang cobalah, ambil air dari telaga ini dan minumlah. Pinta Pak Tua.Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, Bagaimana sekrang rasanya?.Segar sekali Air ini , sahut Hadi spontan.
Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?, tanya Pak Tua lagi.Tidak, jawab Hadi dengan riangnya.Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung Hadi. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu.Hadi dengarlah , bahwa Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang dalam kehidupanmuJumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah atau tempat yang kita miliki.
Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kamu meletakkan segalanya.Itu semua akan tergantung pada hatimu saat menerima kondisi sedih tadi.Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan.Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu. Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat.
Bahwa Hatimu, adalah wadah itu dan Perasaanmu adalah tempat itu.Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.Lalu keduanya pun beranjak pulang.
Mereka sama-sama belajar hari itu dan Pak Tua yang bijak itu, kembali menyimpan segenggam garam, untuk anak muda yang lain.