Skip to content

Daniel Chang

anak-adalah-titipan

Anak adalah Titipan, Bukan Milik

Anak adalah Titipan, Bukan Milik
Seperti ada tertulis dengan jelas,bahwa
⁠"Anak-anak adalah warisan dari Tuhan, dan upah adalah buah kandungan."
Hari ini saya coba menjelaskan dengan visual,agarAnda lebih paham
 
Coba Bayangkan anak-anak seperti benih dari pohon yang langka. 
 
Setiap anak anak memiliki bentuk, potensi, dan masa tumbuh yang berbeda beda.
 
Ada yang cepat tinggi pertumbuhannya, ada yang  lebih lambat, tapi semua butuh cahaya kasih sayang, curahan air perhatian dan tanah yang penuh dengan pengertian tanpa syarat.
 
Jika seseorang memaksanya benih mangga menjadi apel, maka itu akan merusak potensi aslinya.
 
Begitu pula dengan anak-anak Anda ,mereka bukan untuk dibentuk sesuai ambisi Orang tuanya saja , namun diberi ruang dan dibimbing ,agar mampu menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.
 
  “Anak Anak yang Introvert yang dianggap Malas”
 
Sebut saja namanya: Samuel Gunawan, usia sekitar 11 tahunan
 
Situasi di rumahnya, Orang tuanya sering menganggap,bahwa  Samuel ini Orangnya malas, karena tidak aktif di acara sekolah,ia lebih suka menggambar sendiri di kamarnya
 
Bayangkan apa yang terjadi , pastinya Samuel sering dimarahi dan dibanding bandingkan dengan kakaknya yang mungkin lebih aktif di sekolahan atau pun di berbagai acara acara diluaran.
 
Namun Suatu hari, guru sekolahnya menunjukkan sebuah karya gambar dari Samuel kepada orang tuanya dan ternyata Samuel memiliki bakat ilustrasi yang luar biasa.
 
Setelah itu, orang tuanya mulai mendukung hobinya dan mendaftarkannya ke kelas seni.
 
Apa dampak hasilnya ,bahwa Samuel mulai berkembang Impiannya, lebih percaya diri dan bahkan sering memenangkan lomba lomba seni ditingkat kota besar.
 
Ada contoh berikutnya , “ada Anak yang Nakal dalam tanda kutip yang Sebenarnya hanya membutuhkan sekedar pelukan hangat”
 
Sebut saja namanya Alika,usia sekitar 7 tahun
 
Situasi dirumahnya , Sering dimarah-marahin,sering memukul teman dan dianggap ‘nakal oleh banyak temannya.
 
Faktanya bahwa ternyata Alika sedang mengalami kesedihan , karena kedua orang tuanya sering bertengkar dan tidak pernah memeluknya.
 
Apa solusinya: Setelah adanya pendampingan,maka kedua orang tuanya mulai merubah sikapnya ,mereka mulai memperbaiki komunikasi di rumah dan mulai memberi waktu khusus untuk Alika.
 
Apa bisa tebak hasilnya ,Alika berubah drastis menjadi lebih tenang dalam kesehariannya dan penyayang.
 
Statusnya sebagai “Anak nakal” itu ternyata hanya rindu perhatian dari Orang tuannya dan teman temannya
 
Apa pesan Refleksi hari ini untuk para Orang Tua dan Pengasuh dan pendidik di sekolah
 
1.⁠ ⁠Apakah Anda benar-benar melihat,bahwa anak anak itu apa adanya, atau seperti yang Orang tuanya inginkan?
 
2.⁠ ⁠Apakah Anda bisa mendengar suara hati mereka atau hanya menilai dari perilaku luarnya saja?
 
3.⁠ ⁠Berapa kali dalam seminggu Anda mengucapkan langsung “Aku bangga padamu” tanpa syarat?
 
Sebagai penutup dalam cerita saya hari ini .. 
 
Bahwa setiap anak adalah terselubung dalam dunia yang unik.
 
Mari berhentilah menilai mereka seperti nilai nilai ujian sekolah dan mulai mendidik mereka seperti ladang yang perlu dirawat dengan cinta kasih, besaran waktu dan pengertian tanpa syarat.
 
Karena suatu hari, mereka akan bertumbuh dan apa yang Anda tanamkan hari ini akan menjadikan bayang-bayang mereka di masa depannya.
 
Bijaklah dalam membesarkan anak anak Anda mulai sekarang

Bagikan

All Posts